Kamis, 20 September 2012

Seri : Motivasi I

Kembangkanlah dirimu..!


Ketika kita mengenal seseorang yang berumur dua puluh tahun dan kita temukan pada dirinya suatu sifat, cara berfikir dan kemampuan pada bidang tertentu.. dan setelah sepuluh tahun kemudian kita bertemu kembali dengannya yang ternyata sifat, cara berfikir dan kemampuannya itu-itu saja, tidak ada yang bertambah, sama seperti ketika kita mengenalnya sepuluh tahun yang lalu..

Di lain kesempatan kita juga mengenal seseorang yang selalu mengembangkan dirinya, tidak terlewatkan sesaat pun kecuali dia kembangkan kemampuannya baik dalam urusan agama maupun urusan keduniaannya..

Marilah kita tengok berbagai karakter manusia dalam beraktifitas, ketika menonton televisi misalnya, sebagian orang ada yang menjadikannya sebagai sarana untuk menambah intelektualitas dan mengambil manfaat dari acara-acara tersebut dengan mempelajari cara berbicara, berdiskusi, berdebat, memahami suatu permasalahan sampai pada bagaimana membuat orang lain menerima pendapat kita, namun di lain tempat sebagian lainnya ketika menonton televisi, yang ditonton hanyalah kisah cinta, kartun, telenovela dan film-film lainnya yang  menceritakan kisah yang bukan sesungguhnya

Maka lihatlah orang yang memiliki karakter pertama dan yang memiliki karakter kedua setelah lima atau sepuluh tahun kemudian.. siapa diantara keduanya yang bertambah wawasannya, kemampuan berbicaranya, sampai pada kemampuannya dalam menyelesaikan suatu masalah, tidak diragukan lagi bahwa yang pertamalah yang jauh berkembang dibandingkan yang kedua

Orang yang pertama ketika berbicara yang dikutip adalah perkataan para tokoh dibidangnya, disebutkan dalilnya, dan dijelaskan realita kehidupan yang ada disekelilingnya, sedangkan kelompok yang kedua ketika berbicara yang dikutip adalah perkataan para pelawak, artis dan lain sebagainya yang biasa berbicara tanpa menyadari akibat dari apa yang dibicarakan, sampai suatu ketika ada yang berkata di depan kami "Sesungguhnya Allah berfirman: Dengarlah wahai hambaku, dan aku mendengar bersamamu." kemudian setelah kami peringatkan bahwa itu bukanlah suatu ayat dari alqur'an, berubah raut wajahnya dan ia terdiam, baru setelah itu diketahui bahwa perkataan tersebut ternyata dikutip dari seorang penyair mesir yang di dengar dari salah satu siaran televisi

Ketika membaca surat kabar dan majalah.. berapa banyak orang yang membaca berita-berita penting dan pengetahuan bermanfaat hingga dapat menambah wawasan dan kemampuan, jika dibandingkan dengan mereka yang hanya membaca kisah selebritis dan pertandingan bola, sampai-sampai surat kabar dan majalah pun saling berlomba untuk mendominasi beritanya hanya  untuk bola dan olah raga

Kalau kita ingin menjadi pemimpin dan bukan sekedar prajurit, maka mulailah kita gunakan waktu kita dengan sebaiknya, kita datangi tempat-tempat yang dapat menambah wawasan serta kemampuan kita..

Pada suatu hari ada seseorang yang bernama Abdullah keluar dari rumahnya menuju ke masjid untuk melaksanakan shalat dzuhur, Abdullah adalah orang yang sangat bersemangat dan selalu mengembangkan dirinya, ditengah jalan ia melihat seseorang sedang berada di atas pohon memperbaiki posisi kurma supaya ketika dipanen hasilnya lebih maksimal, Abdullah geram melihat orang itu, mengapa ia mendengar adzan namun tidak beranjak turun dan menuju ke masjid, akhirnya Abdullah berteriak "Turunlah, mari kita melaksanakan shalat."

"Baiklah." jawab orang itu tanpa menoleh ke Abdullah.. namun ketika ditunggu sejenak ternyata orang itu belum juga turun dari pohon kurmanya, Abdullah pun kembali berteriak dan mengatakan "Wahai keledai turunlah dan cepatlah menuju ke masjid untuk melaksanakan shalat.", mendengar Abdullah memanggilnya dengan sebutan keledai orang itu marah dan menoleh siapa yang telah memanggilnya dengan sebutan keledai, namun dikarenakan buah kurmanya cukup lebat hingga menghalangi penglihatannya terhadap Abdullah, orang itu tidak mengetahui siapa yang memanggilnya dengan julukan keledai, ia bergegas turun, namun sebelum turun ia patahkan sebongkah pelepah kurma dengan niat memukul kepala orang yang memanggilnya dengan sebutan keledai, melihat orang itu marah akhirnya Abdullah bergegas pergi dan menutupi wajahnya dengan sorban, orang itu turun dengan tidak mengetahui siapa yang telah memanggilnya dengan sebutan keledai, akhirnya ia pulang ke rumah, shalat dirumah dan kemudian kembali lagi ke kebun kurmanya untuk melanjutkan pekerjaan

Ketika adzan ashar Abdullah keluar dari rumahnya untuk melaksanakan shalat di masjid, ternyata ia kembali menemukan orang itu masih di atas pohon memperbaiki posisi kurma-kurma, Abdullah sadar bahwa caranya tadi salah dan ia harus memperbaiki dirinya, ia harus mengembangkan dirinya untuk tidak berbuat hal serupa, akhirnya Abdullah mulai mengajaknya berdialog

Abdullah : "Assalamualaikum.. apa kabar pa?"

Pekerja : "Waalaikumsalam.. alhamdulillah kabar baik"

Abdullah : "Bagaimana kurmanya tahun ini?"

Pekerja : "Oiya.. Alhamdulillah."

Abdullah : "Semoga Allah mudahkan urusan bapak, Allah lapangkan rizqi bapak dan Allah catat pekerjaan bapak ini sebagai amal shalih untuk menafkahi keluarga bapak."

Orang itu pun tersentuh dengan doa Abdullah dan ia pun berterima kasih..

Abdullah : "Tapi sepertinya karena terlalu sibuk bapak jadi tidak mendengar bahwa adzan telah dikumandangkan dan iqamah tinggal beberapa saat lagi, mari kita melaksanakan shalat dahulu dan setelahnya bapak bisa melanjutkan pekerjaan bapak kembali, semoga Allah menjaga kesehatan bapak."

Pekerja : "Insya Allah.. insya Allah.."

Orang itu kemudian turun, menghampiri Abdullah, bersalaman dengannya dan berterima kasih dengan mengatakan :  "Terima kasih karena telah mengingatkan saya dengan akhlaq adik yang sangat mulia, kalau yang siang tadi mengingatkan saya, orangnya sangat kurang ajar, seandainya saya tahu siapa orang itu, akan saya beri dia pelajaran supaya dia tau siapa diantara kami yang keledai."




" Sikap kita dalam berinteraksi dengan orang lain akan menentukan sikap mereka dalam berinteraksi kepada kita."







Diterjemahkan dari buku best seller : istamti' bihayatik
Karya : Dr.Muhammad bin Abdurrahman Al-Arifi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar